Fasihat Candra
|•|
Aku hendak melihat gugurnya musim, saban hari, menggulirkan ketiadaan. Pada helaian dedaun gugur musim itu, aku menyulam pangkal kelahiran waktu, berharap kenangmu sampai habis kebosanan. Lalu, pada bait-bait tanpa kaidah ini, selalu ada cara lain mengkotbahkan madah syukur suka-cita atas nama mu: yang dengannya aku mengenal penantian.
|••|Aku hendak mendengar desah nafas kemungkinan, bintang-gemintang, saban hari, menirukan suara kesunyian. Pasal-pasal ketidakberdayaan yang menuntut menang. Apa nyali akan menyusut ketika kau menemukanku? Lantas cahayamu yang menyelimuti.
|•••|Pada hidup yang ditasbihkan, dirimu getarkan kebenaran, yang dengannya aku menyusuri batas dunia ini. Sebagaimana janji abadi pengetahuan Nirmala, degup yang menjalar selepasnya, menghantarkan kesejatian kasih sayang.
Komentar
Posting Komentar