Subjek dan Tragedi
Image: https://en.wikipedia.org/wiki/Scrat
Scratson T. Ratson alias Scrat adalah salah satu karakter dalam serial film Ice Age (2002-2016) yang diproduksi Blue Sky Studios dan ditulis oleh Michael J. Wilson. Scrat adalah seekor "tupai tikus" atau identik dengan cronopio dentiacutus (tupai bertaring panjang) yang terobsesi mati-matian dengan biji pohon ēk/ kacang oak. Kehadiran Scrat dalam waralaba film yang didistribusikan oleh 20th Century Fox itu selalu saja dikesankan sangat dramatis dan penuh ambisi. Sebut saja dalam debut perdananya pada serial Ice Age yang rilis tahun 2002 silam.
Berlatar di zaman es, peran Scrat dimulai dalam film dengan ia yang muncul secara mengendap-endap, lalu memastikan tidak ada siapa-siapa, Scrat mengendus permukaan es lantas menemukan titik yang menurutnya tepat untuk menyimpan biji pohon ēk yang berharga. Scrat menancapkan biji itu, lalu menginjak-injaknya kuat-kuat. Nasib kadang luput dari penilaian, tetiba muncul retakan sepanjang hamparan es akibat usahanya, sehingga menimbulkan patahan serta pergeseran tebing es secara simultan.
Bahaya tentu saja mewujud, tetapi barangkali menurut Scrat itu perkara persepsi. "Apa itu mara bahaya?" Batinya. Lalu sebuah tebing es mulai longsor dan hendak menimpanya, Scrat pun berlari, namun ia segera sadar, biji oak-nya masih tertinggal. Alhasil ia kembali dan sekuat tenaga mencabutnya, ia berhasil, namun longsoran tebing es tetap mengejarnya.
Tidak sampai disitu, Scrat yang berhasil menghindari longsoran tebing es dihadapkan dengan dua tebing es lain yang akan menghimpitnya. Scrat berlari kencang dengan tetap memeluk erat biji oak yang besarnya setengah dari tubuh tikus tupai itu, hingga ia berhasil dan terlontar keluar dan jatuh di sisi daratan yang kering. Selesai? Tentu tidak, adegan Scrat selesai ketika ia tetiba diinjak oleh Manny alias Manfred si mammoth berbulu lebat.
Scene ikonik dari Scrat itu tentu saja menciptakan kesan serba tragedi namun diproyeksikan dengan gegap gempita kelucuan. Sehingga, pada serial Ice Age yang rilis kemudian, karakter Scrat selalu muncul sebagai pembuka film. Bahkan, dalam banyak prioritas, "kemunculan" Scrat selalu menjadi setting utama dan penghubung antar cerita dari keseluruhan film yang mendapat keuntungan $ 6 miliar itu.
Di situs pemberi rating film IMDb (internet movie database), Waralaba Ice Age mendapat rating rata-rata pada angka 6,7/10. Tertinggi di serial awal (2002) dengan 7,5 dan terendah di angka 5,6 (2016) yang juga menjadi sekuel terakhir film animasi yang disutradarai oleh Chris Wedge (yang juga pengisi suara Scart). Rating 5,6 juga menandai akhir kerja sama antara Blue Sky Studios dengan 20th Century Fox.
Kembali ke Scrat. Tragedi agaknya tidak dapat dipisahkan dari kamus pengetahuan kita, ini menandakan, bahwa tragedi muncul sebagai salah satu 'bentuk' pengalaman, tragedi nyata adanya. Sebagai bentuk pengalaman, tragedi menurut Slavoj Zizek adalah the real. Ada dan Nyata. Tidak bisa dibantah. Setiap orang pasti mengalami tragedi, sebab tidak ada orang yang selama dia hidup dalam realitas dapat terlepas dari tragedi. Sedangkan Nietzsche menyatakan, bahwa tragedi adalah keberadaan manusia itu sendiri.
Tetapi pula, pada kebutuhan yang mendasar, Zizek beranggapan munculnya tragedi adalah momentum untuk mengkaji ulang segalanya sehingga kita mengetahui orientasi hidup yang lebih baik. Pada kurun waktu yang berbeda, Nietzsche dengan kerangka idea nihilisme aktifnya berpendapat adalah tragedi tolak ukur eksistensi manusia, bahwa manusia bisa mengerti nilai hidupnya ketika mengalami tragedi.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) sendiri, tragedi berarti peristiwa menyedihkan. Sedangkan, awal penggunaan istilah ini adalah untuk menyebut salah satu genre dalam bidang seni pertunjukan yang 'sastranya' mengambil dari mitologi yunani. Dalam film Ice Age itu, tragedi disimbolkan dengan ketidakberdayaan Scrat menghadapi realitas. Cronopio Dentiacutus itu tentu saja tidak siap dengan kontingensi (ketidakpastian) realitas, sehingga dia mengalami peristiwa yang menyedihkan.
Realitas tentu saja bisa diamati, bisa diprediksi bahkan bisa disiasati. Akan tetapi semua hal tersebut tidak menjamin bahwa seseorang akan terlepas dari tragedi yang akan menimpanya. Karena subjek utama tragedi adalah manusia, lebih jauh adalah kehendak untuk merasakan.
Kenapa kita bisa 'merasakan' tragedi? Pertama tentu saja karena inventarisasi pengetahuan, yang daripadanya kita mengkategorikan peristiwa. Selanjutnya adalah ketika kita menemukan suatu realitas yang bertentangan dengan apa-apa yang sudah menjadi kebiasaan, meminjam istilah J. J. Rousseau, ada pertentangan dalam kehendak alamiah. Yang lain adalah, karena adanya nalar kepemilikan.
Karena Scrat merasa memiliki biji pohon ēk itulah yang menjadi sebab dari lahirnya peristiwa menyedihkan tersebut. Sehingga ia perlu mempertahankan barang miliknya, tidak peduli bahwa sebenarnya Scrat sebelum memiliki biji oak adalah tidak memilikinya sama sekali. Nalar kepemilikan menyebabkan kita terikat pada sejumlah aturan beserta identitas yang menyertainya. Terhadap interaksi subjek dengan nalar kepemilikan itu, Jacques Lacan menyebutnya sebagai tata simbolik, yang dari sana memunculkan identitas sehingga menimbulkan rutinitas ke-aku-an.
Yang terjadi adalah, ketika realitas/ the real (akan selalu) bisa mendobrak ke-aku-an itu, maka muncullah ketidakberdayaan dan kefrustasian; Ketika benda/suatu hal milik kita hilang kita terbebani dengan aturan yang menyertainya sehingga kita tidak rela ketika suatu hal itu tidak menjadi milik kita lagi.
Scrat, meskipun berulang kali mengalami tragedi, terjerembab pada ketidakberdayaan, ia selalu saja memiliki harapan. Sebagai karakter dan subjek, Scrat selalu saja tampil dengan harapan-harapan cemerlang. Ia tidak menyerah. Bahkan meskipun realitas itu membawanya pada satu kondisi yang fantasi sekalipun, seperti kemunculan Scrat di luar angkasa karena alien dalam serial Ice Age: Collision Course (2016) dan Scrat pergi ke melintasi zaman dengan mesin waktu dalam serial Ice Age: No Time For Nuts (2002), Scartson T. Ratson tetap berusaha.
Tahun 2022 kemarin adalah tahun terakhir kemunculan mamalia penyuka biji oak itu dengan dirilisnya animasi berdurasi 35 detik berjudul Ice Age: Scrat Tales__The End. Scrat digambarkan telah berhasil menikmati biji oak berharganya lalu pergi keluar layar. Agaknya, Scrat mengerti, tragedi tidak bisa dihindari tetapi pula ada harapan untuk melaluinya. Dan harapan terbaik adalah doa yang dikerjakan.
*****
Muncar, 08/2023
Eko Wahyu Pratama
Komentar
Posting Komentar