Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Tiga Puisi Kerikil (Duka Kita Bersama)

Malam Yang Dingin Aku ketemukan, seorang wanita menggigil lantaran hutannya di-gunduli, padahal ia merawatnya ribuan tahun: Ia bersitahan terhadap rasa sakit yang menyuarakan penghabisan Aku ketemukan, seorang anak kecil bersusah payah memintal sisa hari, sambil terisak mengenang bapaknya yang tertimbun bekas galian: Ia meraba-raba Sempatkah mereka mengabarkan padaku? Aku ketemukan, pria tua kepayahan menanak batu, ia uleni bersama keganjilan yang meletup-letup, menaburinya dengan sedikit saja harapan, sebab sebagian yang lain sudah ia jual kemarin sore Lantas ia bertanya: Selepas ini, adakah yang mau membantu Ratuku menanam ribuan pohon? . . . Muncar, 2/07/21 Dan Penjual Yang Kesepian Bahwa cinta tak bisa ditindas "Anglo, teko bocor…. Gelas pecah. Hati tersayat…." Ia tulis begitu, dalam sela-sela catatan untung-rugi Ia melanjutkan "Apakah mampu puisi ini…. Bukan, tentu bukan…." Ia mencoret kata puisi "Maksudku…." Ia melanjutkan sambil tengadah "Adala...