LARUNG

Sembari menunggu ayahmu pulang Ibumu telah usai menimang kata-kata : Ia menidurkannya Lantas ia sepenuhnya wanita perkasa Membopong matahari dari perantauan Sebab puisi pun tak mampu Mengarungi samudera seperti ayahmu Dan Ibumu mengolah rembulan Sebagai bekal ayahmu di malam hari Lalu di tepi pantai Kalimoro Kau mulai merapal mantra : Semoga hidup baik-baik saja Sedangkan di sana Pada luas samudera raya Ayahmu masih sibuk menjala doa-doa Yang kau selipkan dalam dadanya Sebagaimana seharusnya Semilir angin mengeringkan keringat Dengan tubuh yang masih di balut laut Kau bertanya: Apakah di sana ada harapan? Kalimoro/2021/puisi/doa